MULTIPLICATION IMPACT

Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
Kisah Para Rasul 6:7

Tahukah Anda bahwa Alkitab merupakan buku yang paling laris dan paling banyak dibaca serta paling banyak diterjemahkan di dunia? Memang tak tercatat dengan jelas berapa banyak Alkitab yang sudah dicetak, dibaca dan diterjemahkan dalam berapa bahasa, namun banyak orang sudah mengakui bahwa Alkitab adalah buku yang paling laris dan paling banyak dibaca serta paling banyak diterjemahkan di dunia. Banyak orang mengakui bahwa di dalam Alkitab banyak terdapat sumber hikmat dan etika serta pengetahuan. Alkitab juga merupakan buku strategi dalam berbisnis dan ‘berperang’. Bahkan Alkitab merupakan buku panduan gaya hidup serta pergaulan dan kehidupan bermasyarakat. Sudahkah Anda membaca Alkitab dengan rutin? Sebenarnya pemberitaan Firman Allah sudah menyebar dengan luar biasa pada zaman pararasulmasihtinggaldiYerusalem.Bahkanpertumbuhandanpertambahanserta pelipatgandaan jumlah murid Yesus semakin luar biasa di Yerusalem. Para imam pun mulai menyerahkan diri dan percaya kepada Tuhan Yesus. Mengapa banyak orang percaya kepada Tuhan Yesus? Mengapa terjadi Multiplied Greatly (berlipatganda dengan luar biasa)? Saya percaya bahwa ada fenomena yang terjadi saat itu yang bisa kita pelajari dan perhatikan serta kita ambil hikmahnya. Yang pertama, Firman Allah adalah ‘undang-undang’ Kerajaan Allah. Firman Allah adalah sabda Allah. Firman Allah adalah isi hati Allah. Di dalam Firman Allah ada banyak hikmat, peraturan dan kebijakan serta ketetapan Allah. Oleh sebab itu Firman Allah adalah undang-undang Kerajaan Allah. Yang kedua, Murid-murid menerapkan gaya hidup Kerajaan Allah. Di dalam Firman Allah ada banyak hal yang bisa kita pelajari dan lakukan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kita bisa menerapkan isi Firman Allah dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan kita bisa menerapkan gaya hidup Kerajaan Allah dalam keseharian kita. Gaya hidup Kerajaan Allah yang kita jalani dan hidupi akan mewarnai dan memberkati orang yang melakukannya. Firman Allah selalu up to date dan tak pernah ketinggalan zaman. Yang ketiga, terus beritakan Kerajaan Allah. Apabila kita sudah menjalankan undang-udang Kerajaan Allah dan memiliki gaya hidup Kerajaan Allah, maka kita memiliki tugas dan tanggung jawab memberitakan Kerajaan Allah kepada orang yang kita jumpai. Saat mereka melihat gaya hidup kita, maka gaya hidup kita akan memengaruhi dan menular kepada saudara dan rekan-rekan kita. Maka terjadilah pelipatgandaan yang luar biasa terjadi dalam diri kita, keluarga dan komunitas kita.

Values:
Seorang Warga Kerajaan Allah adalah pribadi yang mau membagikan gaya hidup Kerajaan Allah bagi orang di sekitarnya.

*Gaya hidup merupakan salah satu sarana dalam memberitakan Kerajaan Allah bagi orang di sekitar kita.*

AUTOPILOT

Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik.
2 Tesalonika 3:13

Anda mungkin pernah mendengar istilah “autopilot”, mungkin saja itu Anda dengar dalam seminar-seminar bisnis yang pernah Anda ikuti. Sebagai mana autopilot terjadi dalam dunia bisnis, tanpa kehadiran si bos (owner) pun usahanya masih tetap bisa berjalan dengan semestinya dan tetap profit untuk perusahaannya. Tentu untuk menjadikan sebuah usaha/bisnis bisa terjadi autopilot tidak bisa dibangun dalam waktu yang singkat dan sekenanya. Dibutuhkan kesungguhan dalam me-manage, bersikap profesional, bekerja keras yang dilakukan dengan konsisten dan dengan cara yang benar. Lihat saja perusahaan-perusahaan besar yang sudah autopilot, ketika si bos yang ‘kerja’annya hanya jalan-jalan ke luar negri, tanpa harus bingung bagaimana nasib kelangsungan usahanya yang ditinggalkan. Mengapa? Karena dia sudah mempersiapkan segala sesuatunya sebelumnya dan sekarang sudah menjadi autopilot. Autopilot sebenarnya juga bisa diterapkan dalam setiap aspek kehidupan kita, bukan soal bisnis atau kerjaan semata. Kita bisa melatih kehidupan rohani kita menjadi autopilot, yang tanpa ada unsur paksaan sudah mampu berjalan dengan baik. Kita tidak perlu lagi harus diingatkan gembala komsel kita untuk membaca Alkitab, jika kita sudah melatih kebiasaan tersebut setiap harinya. Seperti halnya ketika Anda belajar mengendarai motor atau mobil, di fase-fase awal Anda pasti akan sangat hati-hati dan dalam konsentrasi tinggi untuk bisa menstabilkan kendaraan yang Anda jalankan, – bukan berarti sekarang tidak hati-hati dan sering teledor, namun sudah menjadi autopilot dalam mengoperasikan kendaraan Anda bukan? Demikian juga kehidupan, apapun itu bisa terjadi ‘autopilot’ jika kita terus melatihnya. Saat ini apa yang belum ‘autopilot’ dalam kehidupan Anda? Cobalah untuk fokus ke sana dulu, teruslah latih dan pertahankan setiap tindakan-tindakan Anda yang mendukung untuk terjadinya autopilot. Semisal saja Anda saat ini sedang melatih diri bisa bangun pagi untuk berdoa, saat teduh, kemudian jogging sebentar sebelum Anda berangkat kerja. Latihlah terus sampai hal tersebut menjadi autopilot. Jadi, apa yang akan Anda autopilot-kan dalam bulan-bulan ini? Pergumulkan hal itu dengan Tuhan, dan lakukan itu secara konsisten dan dengan value yang benar, terlebih lagi hasilnya harus berdampak kepada Kerajaan-Nya. Teruslah berbuat baik terhadap sesama, dan jadikan hal itu menjadi autopilot, karena memang demikian kita sebagai saksi-Nya hidup di dunia ini.

Values:
Setiap warga Kerajaan sorga seharusnya sudah terbiasa melakukan perbuatan baik, karena hal itu sudah ter-autopilot dalam hidupnya.

*Melakukan perbuatan baik bukan karena akan mendapatkan upah, melainkan karena sebuah gaya hidup.*

FUNGSI KESEDIHAN

Bersedih lebih baik daripada tertawa, karena muka muram membuat hati lega.
Pengkhotbah 7:3

Dalam budaya manusia, emosi normal seperti suatu waktu merasakan kesedihan sering kali dianggap sebagai sebuah gangguan. Itu sebabnya rasa sedih dihindari dan dimusuhi. Menurut klaim industri iklan, marketing, dan juga “penyembuhan diri”, kebahagiaan adalah satu hal yang harus kita miliki. Padahal, bad mood adalah bagian penting dalam spektrum emosi yang sering dialami. Berbagai penelitian menunjukkan, rasa sedih atau mood yang buruk seharusnya kita anggap sebagai sebuah hal yang normal, bahkan bermanfaat sebagai bagian dari adaptasi terhadap lingkungan dan tantangan sehari-hari.Para pakar psikologi yang melakukan studi tentang emosi menyebutkan, rasa sedih memiliki fungsi yang penting, yakni sebagai peringatan agar kita menyatakan pada sekeliling kita bahwa kita butuh direspon. Kesedihan juga bisa meningkatkan empati, welas asih, perasaan terhubung dan juga moral. Rasa sedih juga sejak lama dianggap sebagai pupuk bagi kreativitas dalam seni.Berikut adalah beberapa manfaat dari kesedihan menurut para ahli psikologi. Mood yang buruk ternyata bisa membuat kita mengingat suatu kejadian dengan lebih detil (ingatan lebih baik), Dalam skala ringan, bad mood ternyata bisa mengurangi bias dan distorsi saat membuat kesan pertama. Selain itu, saat kita sedang sedih kita pun tak begitu mudah percaya pada stereotipe (penilaian yang lebih akurat). Dalam sebuah uji coba ditemukan bahwa mereka yang sedang mengalami rasa sedih justru berusaha lebih keras dalam melakukan pekerjaannya (motivasi). Orang yang suasana hatinya kurang ceria juga ternyata bisa memberikan argumen yang bersifat mengajak dengan lebih baik. Mereka juga lebih mudah meyakinkan orang lain, (komunikasi). Perasaan sedih yang tidak terlalu dalam juga bisa membuat seseorang mau lebih terbuka pada ekspektasi sosial dan norma. Akibatnya, mereka pun bersikap lebih adil dan tidak egois (lebih adil)Pengarang kitab Pengkhotbah menulis, “Bersedih lebih baik daripada tertawa, karena muka muram membuat hati lega” (Pengkhotbah 7:3). Mereka yang tak ingin merasakan kesedihan, yang menyangkalnya, menganggap remeh, atau mencoba untuk menghilangkannya dengan berbagai alasan maka perasaannya takkan tajam dan sikapnya acuh tak acuh. Mereka takkan bisa memahami diri sendiri atau orang lain dengan baik. Kesedihan membuat kita jujur menilai diri sendiri, juga membuat kita merenungkan motivasi, maksud, dan keinginan kita. Kita jadi mengenal diri sendiri, yang dulu belum benar-benar kita kenal. Kesedihan juga menolong kita melihat Allah; “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau” (Ayub 42:5).

*Values:*
Kesedihan akan membuat kita sadar akan keterbatasan kita dalam segala hal dan membuat kita berharap hanya pada Tuhan.

Kita bisa lebih banyak belajar dari derita daripada tawa.