Overcoming Obstacle

Sermon by Pdt. Eluzai Frengky Utana

Ketika kita berbicara mengenai ‘overcoming obstacle’, itu berarti kita juga menang atas jebakan, perangkap, hambatan dan rintangan. Satu hal yang perlu kita mengerti adalah bahwa kita bukan diciptakan sebagai orang yang kalah, mengalami depresi, maupun tertekan. Kita harus memiliki keyakinan bahwa kita lebih dari pemenang. Karena itu, kita harus yakin bahwa kita memiliki hidup yang berkemenangan atas segala macam pencobaan. Semua itu dapat kita miliki saat kita menyerahkan seluruh aspek hidup kita kepada Kristus, sebab tanpa Tuhan, kita tidak dapat melakukannya. Selain itu, Tuhan mau agar kita untuk melakukan pekerjaan besar dalam dunia ini. Kita perlu bekerjasama dengan Tuhan agar dapat memiliki hidup yang berkemenangan.

Lukas 4:1-13 berbicara tentang pencobaan di padang gurun. Yesus pun tidak lepas dari ujian dan cobaan. Ayat pertama mengatakan, “Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.” Walau kita penuh roh kudus, kita tidak bisa terlepas dari proses. Kita akan dibawa ke ‘padang gurun’ untuk diuji, dengan tujuan supaya kita menjadi kuat. Karena itu, kita perlu setia ketika kita mengalami proses di ‘padang gurun’, sebab jika kita tidak setia, Tuhan tidak dapat memberkati kita dengan kelimpahan di tanah perjanjian.

Baca Lanjutan: Overcoming Obstacle by Pdt. Frengky Utana

The Foolish Wiseman

Sermon by Pdt. Timotius Arifin

Salomo adalah salah satu raja yang terkenal oleh kekayaam dan kebijaksanaannya, namun di akhir hidupnya ia menulis bahwa segala sesuatunya adalah sia-sia. Salomo mengawali kekuasaan kerajaanNya dengan meminta hikmat namun mengakhirinya dengan kedagingan, sehingga mendapat julukan ‘orang bijaksana yang bodoh’ (the foolish wise man). Kita dapat belajar sesuatu dari Salomo, supaya saat kita dipromosikan Tuhan, kita tidak menjadi lupa akan peringatan Tuhan, dan dapat mengakhirinya dengan baik (finish well).

Ulangan 17:14-20 berkisah tentang bangsa Israel yang bersikeras mengangkat seorang raja atas kaum mereka, dan Allah mengabulkannya dengan memberikan peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan oleh sang raja. Salah satunya adalah dengan harus menulis salinan kitab-kitab Taurat (Ulangan 17:18,19), supaya raja ini takut akan Allah. Sebelumnya Tuhan memerintahkan bahwa raja tidak boleh memperkaya dirinya, termasuk memperkaya diri dengan kuda (lambang kekuasaan, harta kekayaan) dan memiliki banyak istri. Namun, kita tahu bahwa pada akhirnya, Salomo melanggar aturan yang telah diberikan oleh Allah tersebut.

Baca Lanjutan: The Foolish Wiseman by Pdt Timotius Arifin

Be Free!

Pak Harry~ By Ps. Harry Pudjo ~

Bagaimana kita benar-benar merdeka di dalam Tuhan. Untuk itu mari kita membaca Alkitab kita dalam Yohanes 8: 32. Langkah apa saja yang dapat membuat kita benar-benar merdeka dalam hidup ini.

    1) Kita harus tahu kebenaran.
    Kita harus menemukan kebenaran itu, kita harus membongkar kebenaran itu, kita harus mengejar dan mempelajari kebenaran itu.

    Tidak dapat dihindari bahwa kita memiliki musuh. Musuh kita bukan tetangga kita, bukan orang tua kita, anak kita, suami atau isteri kita atau yang duduk disamping kita, tetapi musuh kita ada si jahat atau iblis.

    Musuh memiliki satu tujuan yaitu merusak atau menghancurkan hidup manusia. Kalau perlu orang-orang percaya harus dihancurkan (seperti singa yang berkeliling untuk menerkam umat yang percaya). Kita harus waspada. Dengan kata lain kita harus berdiri teguh dalam kebenaran dan kuat kuasa Tuhan. Yesus berkata iblis adalah bapak dari segala dusta. Kalau kita acuh atau tidak tahu kebenaran maka kita akan mudah untuk ditipu (Hosea 6). Bukan kurang doa puasa, kurang bayar perpuluhan, tetapi karena kita tidak tahu kebenaran. Kalau ingin benar-benar merdeka kita harus tahu kebenaran.

    Strategi setan, ia menempatkan seseorang pada satu tempat atau keadaan tertentu untuk selama-lamanya atau stagnasi. Mengapa terus-menerus pada persoalan tertentu? Sebab kalau kita tidak tahu kebenaran maka kita akan dikuasai terus menerus atau dikotak dalam satu keadaan. Masalah yang sama terus menerus sehingga kita frustasi dan marah kepada Tuhan. Salah satu yang lain yaitu suatu suasana yang nyaman dan puas atau sudah merasa cukup, padahal masih banyak yang akan dikerjakan Tuhan dalam hidup kita, masih banyak orang yang membutuhkan Tuhan lewat kehidupan kita. Dengan kata lain kita tidak akan pernah efektif dalam hidup kita. Kebenaran yang akan membebaskan kita, kebenaran yang membuat kita seperti anak panah yang melesat kencang ke depan ke tempat sasaran.

    Orang yang acuh sering terjadi miss atau tidak tepat sasaran dalam hidupnya. Kita harus tahu kebenaran dan untuk itu kita harus bayar harga untuk menemukan kebenaran. Ada harga yang harus dibayar, seperti seseorang yang mencari mata air, sumber minyak. Semakin tinggi nilai dari suatu pencarian maka semakin mahal juga harga yang harus dibayar.

    Tiga langkah untuk menemukan kebenaran:
    Sikap hati kita. Kita tidak akan menemukan kebenaran kalau ktia tidak memiliki kehausan dan kelaparan akan kebenaran. Kebenaran tersebut sangatlah berharga. Daud berkata Kebenaran lebih indah dari emas, kita harus memiliki sikap hati yang benar. Tuhan tidak pernah memberikan kebenaran kepada orang yang tidak terlalu membutuhkan kebenaran, acuh dengan kebenaran dan tidak perlu akan kebenaran. Firman Tuhan berkata “Jangan melemparkan mutiara ke mulut babi”. “Berbahagialah orang yang haus dan lapar akan kebenaran, maka ia akan dipuaskan.”

    Tekat. Kita harus mempunyai tekat yang kuat untuk merenungkan Firman Tuhan siang dan malam. Dalam Yos 1 :7-8 terdapat kata merenungkan. Kata merenungkan dalam Ibrani yaitu hâgâh, yang memiliki arti belajar, membaca, memikirkan ,mengingat, dan mengucapkan. Digambarkan seperti seekor lembu yang makan rumput, dikunyah disimpan disamping tenggorokan lalu dikeluarkan lagi dimakan lagi sampai halus. Merenungkan Firman Tuhan tidak hanya membaca Alkitab 15 menit, kita harus bayar harga dengan waktu untuk merenungkan Firman Tuhan.

    Usaha keras. Yaitu rasa ingin tahu harus ada dalam diri kita. Kita belajar buku-buku rohani, mendengar khotbah-khotbah hamba Tuhan. Kita harus disiplinkan diri kita sebab dengan belajar kita menjadi tajam.

    2) Tinggal atau hidup dalam kebenaran.
    Tahu kebenaran tidak cukup tetapi harus tinggal dalam kebenaran. Contohnya: kita tahu merokok itu tidak baik tetapi ada orang yang masih juga merokok. Konsistensi kita dalam kebenaran itu adalah sangat penting bahkan adalah power atau kekuatan. Seperti dicatat dalam Alkitab mengenai janda dan hakim yang lalim. Sang janda terus menerus datang minta dibenarkan maka pada akhirnya hakim itu membenarkan. Masalah sebesar apapun, keadaan seburuk apapun, penyakit sejelek apapun, tetapi kalau kita terus konsistensi maka Kebenaran itu akan membebaskan kita. Jangan pernah give up dalam hidup kita (Yakobus 1:3-4).