Be Holy!

Pak Harry~ By Ps. Harry Pudjo ~

Ayat bacaan: Mazmur 24:3-6: “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia. Itulah angkatan orang-orang yang menanyakan Dia, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.” Sela

Untuk kita bisa hidup atau berjalan dan mengalami Tuhan, kita harus menguduskan diri kita karena kekudusan adalah sifat dari Tuhan. Apa arti kata dikuduskan? Dikuduskan adalah dipisahkan, dikhususkan, dibedakan, dan disucikan.

Ada 2 hal mengenai tema kita bulan ini, “Kekudusan”:

    1) Kita dipisahkan dari dunia
    Dipisahkan dari dunia berarti kita dipisahkan dari dunia yang telah jatuh ini, dunia yang penuh dosa ini. Kita harus keluar dari sistem dan pola hidup dunia ini. Dengan kematian Yesus di kayu salib, kita telah dilepaskan, dibebaskan, dipisahkan, dan ditebus dari dunia ini (Efesus 2:1-5). Oleh karena itu, yang pertama adalah kita harus dipisahkan dari dunia untuk menjadi orang kudus (1 Korintus 1:2).

    Sistem dunia ini semakin hari semakin menurun. Tetapi kita sebagai anak-anak yang dikuduskan, janganlah terpengaruh karena alkitab mencatat, persahabatan dengan dunia adalah perseteruan dengan Allah. Karena semakin kita dekat dengan dunia, kasih kita kepada Tuhan semakin berkurang. 2 Korintus 6:17-18 berkata, “Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa.” Lebih ditekankan lagi dalam Yakobus 1:27, “Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” Hendaklah kita tidak menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi kita senantiasa menjaga diri kita dari pencemaran dunia ini.

    2) Dikhususkan bagi Allah/hidup bagi Allah
    1 Petrus 2:9-10 berkata, “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.” Dikuduskan berarti kita dikhususkan bagi Allah, kita adalah milik kepunyaan Allah, asset Tuhan yang paling berharga. Yesaya 43:1-4 menjelaskan pengertian kata “milik”. Betapa luar biasanya penyertaan Tuhan atas kita yang adalah milik kepunyaanNya. Kita ini milik Allah dan kita harus hidup bagi Allah (Roma 14:7-8).

    Kita telah dipisahkan dan dikhususkan untuk menjadi milik kepunyaan Allah sendiri. Kita bukan hidup bagi diri kita sendiri, tetapi kita hidup bagi Allah. Mari kita berbuah bagi Allah. Mari kita ubah pola pikir kita. Kita pikirkan perkara yang di atas, perkara yang kekal sehingga hidup kita menjadi kudus.

Heaven on Earth

Pak Harry~ By Ps. Harry Pudjo ~

Dalam 2 Sam 6:12-23 diceritakan bagaimana Daud begitu menghormati tabut Tuhan. Ketika tabut itu diangkat dengan cara yang tidak hormat, hal itu akan mengakibatkan kematian. Tetapi ketika tabut Tuhan itu dihormati, berkat tercurah seperti kepada Obed-Edom. Tabut Tuhan ini berbicara tentang sikap kita terhadap Tuhan. Ketika Daud mengambil tabut itu dari rumah Obed-Edom, Daud mengerti bahwa sikap terhadap Tuhan itu sangat penting. Daud memiliki suatu pengertian yang benar. Daud mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan setiap 6 langkah sebagai suatu sikap hormat kepada Tuhan. Daud juga melepaskan pakaian kebesarannya dan dia menari-nari di hadapan Tuhan. Daud menunjukkan sikap hormat lewat pujian dan penyembahan. Ketika Daud memuji Tuhan dengan sukacita, Mikhal (istrinya) memandang rendah Daud. Tetapi Daud mengatakan bahwa dia akan melakukan lebih dari pada itu jika perbuatannya dapat menyenangkan hati Tuhan. Akibat dari perbuatan Mikhal, dia tidak mempunyai keturunan sampai akhir hidupnya. Dia tidak mengalami multiply.

Untuk mengalami multiply atau perlipatgandaan, kita harus memiliki pengertian yang benar, supaya kita memiliki sikap hati dan penghormatan yang benar kepada Tuhan. Penghormatan kepada Tuhan kita ungkapkan melalui pujian dan penyembahan. Pada saat kita memuji dan menyembah Tuhan, itu sama saja dengan kita membangun atmosfir Surga di dunia ini seperti yang tertera dalam Maz 68:5.

Ada 4 jenis pujian:

    1) Nyanyian Syukur (Maz 50:14)
    Pada saat keadaan kita baik, sangatlah mudah bagi kita untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Tetapi pada saat keadaan kita tidak baik, apakah kita masih dapat mengucap syukur kepada Tuhan? Kita harus dapat mengucap syukur senantiasa atas segala hal yang terjadi. Kita bukan bersyukur atas apa yang setan kerjakan, tetapi kita bersyukur atas kasih setia Tuhan dalam hidup kita. Pada saat kita mengalami kesulitan tetap,bri kita tetap mengucap syukur, itulah yang dinamakan korban syukur.
    2) Nyanyian Pengagungan (Maz 149:6-9)
    Pada saat kita menaikkan nyanyian pengagungan, Tuhan akan memerintahkan malaikat-malaikatNya untuk memukul kalah iblis. Pujian dan penyembahan dapat membuat iblis kalah (Yes 30:31-32). Saat nyanyian pengagungan dinaikkan, Tuhan akan bangkit dan membela kita.
    3) Nyanyian Kemenangan (Maz 20:6-9)
    Nyanyian kemenangan adalah nyanyian deklarasi di mana kita yakin bahwa Tuhan memberikan kemenangan bagi orang-orang yang diurapiNya dan menjawab mereka dari sorgaNya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kananNya.
    4) Nyanyian Cinta (2 Kor 11:2)
    Ini adalah ikatan nyanyian yang sangat dalam. Gereja adalah kekasih Tuhan. Gereja adalah tunangan atau calon Kristus. Nyanyian cinta menggambarkan dalamnya hubungan, keakraban, dan keintiman kita dengan Tuhan.

From Victim to Victory

Pak Harry~ By Ps. Harry Pudjo ~

Di dunia akhir-akhir ini, banyak kita saksikan kehidupan orang Kristen yang penuh dengan tekanan dan stress. Kehidupan mereka tidak lagi penuh dengan sukacita dan damai sejahtera. Sebagai orang Kristen yang telah lahir baru, kita perlu mengenali siapa diri kita sebenarnya dalam Kristus sehingga kita tidak hidup tertekan. Pada saat kita bertobat dan lahir baru, kita dipulihkan dan kita menjadi manusia Allah. Sebagai manusia Allah, kita harus tau bahwa kita bukan diciptakan untuk menjadi kalah terhadap dunia ini, tetapi untuk menjadi lebih dari pemenang.

Ada 3 cara agar kita sebagai manusia Allah dapat beralih dari kehidupan yang penuh dengan kekalahan kepada kehidupan yang penuh dengan kemenangan:

1. Kita perlu mengenali siapa diri kita sebenarnya dalam Kristus

Ef 2:10 berkata, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” Perlu kita ketahui bahwa kita adalah wakil-wakil Allah di dunia ini. Kita tidak perlu takut terhadap badai atau situasi apapun yang ada di sekitar kita karena kita diciptakan dalam Kristus Yesus untuk menjadi lebih dari pemenang.

Perlu kita ketahui bahwa permasalahan yang terjadi dalam kehidupan kita bukanlah Tuhan yang mengijinkan. Semua itu melalui “meja Tuhan”, yang berarti Tuhan mengetahui permasalahan kita dan Firman Tuhan berkata bahwa permasalahan yang terjadi tidak akan melebihi kemampuan kita. Oleh karena itu, kita tidak seharusnya tinggal di dalam permasalahan kita, tetapi kita harus menang atas permasalahan kita karena kita diciptakan untuk menang.

2. Kita perlu menghargai hak waris kita

Yakub berbeda dengan Esau. Yakub mengetahui dengan pasti arti hak kesulungan. Tidak seperti Esau yang menjual hak kesulungannya dengan semangkuk kacang merah. Gal 3:29 berkata, “Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.” Karena kita adalah buatan Allah yang diciptakan dalam Kristus Yesus, kita adalah milik Kristus sehingga kita berhak menerima warisan yang dijanjikan Allah kepada Abraham. Kita harus tau pasti bahwa kita layak mendapat warisan Ilahi dan hidup di dalamnya.

3. Kita perlu menjadikan Tuhan sebagai sumber kita

Musa adalah seorang yang rendah hati karena dia adalah orang yang bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dalam hidupnya. Dapat kita baca dalam Keluaran 3, ketika Tuhan mengutus Musa, Musa tidak menganggap dirinya mampu, tetapi dia meyakinkan panggilan Tuhan atas dirinya dengan cara meminta Tuhan untuk selalu menyertainya. Ketika kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, kemenangan demi kemenangan akan kita alami. Hal ini terjadi karena kita melekat dengan Sumber kita dan kita percaya bahwa kita yang hidup di dalamNya, diciptakanNya untuk menjadi lebih dari pemenang.