FUNGSI KESEDIHAN

Bersedih lebih baik daripada tertawa, karena muka muram membuat hati lega.
Pengkhotbah 7:3

Dalam budaya manusia, emosi normal seperti suatu waktu merasakan kesedihan sering kali dianggap sebagai sebuah gangguan. Itu sebabnya rasa sedih dihindari dan dimusuhi. Menurut klaim industri iklan, marketing, dan juga “penyembuhan diri”, kebahagiaan adalah satu hal yang harus kita miliki. Padahal, bad mood adalah bagian penting dalam spektrum emosi yang sering dialami. Berbagai penelitian menunjukkan, rasa sedih atau mood yang buruk seharusnya kita anggap sebagai sebuah hal yang normal, bahkan bermanfaat sebagai bagian dari adaptasi terhadap lingkungan dan tantangan sehari-hari.Para pakar psikologi yang melakukan studi tentang emosi menyebutkan, rasa sedih memiliki fungsi yang penting, yakni sebagai peringatan agar kita menyatakan pada sekeliling kita bahwa kita butuh direspon. Kesedihan juga bisa meningkatkan empati, welas asih, perasaan terhubung dan juga moral. Rasa sedih juga sejak lama dianggap sebagai pupuk bagi kreativitas dalam seni.Berikut adalah beberapa manfaat dari kesedihan menurut para ahli psikologi. Mood yang buruk ternyata bisa membuat kita mengingat suatu kejadian dengan lebih detil (ingatan lebih baik), Dalam skala ringan, bad mood ternyata bisa mengurangi bias dan distorsi saat membuat kesan pertama. Selain itu, saat kita sedang sedih kita pun tak begitu mudah percaya pada stereotipe (penilaian yang lebih akurat). Dalam sebuah uji coba ditemukan bahwa mereka yang sedang mengalami rasa sedih justru berusaha lebih keras dalam melakukan pekerjaannya (motivasi). Orang yang suasana hatinya kurang ceria juga ternyata bisa memberikan argumen yang bersifat mengajak dengan lebih baik. Mereka juga lebih mudah meyakinkan orang lain, (komunikasi). Perasaan sedih yang tidak terlalu dalam juga bisa membuat seseorang mau lebih terbuka pada ekspektasi sosial dan norma. Akibatnya, mereka pun bersikap lebih adil dan tidak egois (lebih adil)Pengarang kitab Pengkhotbah menulis, “Bersedih lebih baik daripada tertawa, karena muka muram membuat hati lega” (Pengkhotbah 7:3). Mereka yang tak ingin merasakan kesedihan, yang menyangkalnya, menganggap remeh, atau mencoba untuk menghilangkannya dengan berbagai alasan maka perasaannya takkan tajam dan sikapnya acuh tak acuh. Mereka takkan bisa memahami diri sendiri atau orang lain dengan baik. Kesedihan membuat kita jujur menilai diri sendiri, juga membuat kita merenungkan motivasi, maksud, dan keinginan kita. Kita jadi mengenal diri sendiri, yang dulu belum benar-benar kita kenal. Kesedihan juga menolong kita melihat Allah; “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau” (Ayub 42:5).

*Values:*
Kesedihan akan membuat kita sadar akan keterbatasan kita dalam segala hal dan membuat kita berharap hanya pada Tuhan.

Kita bisa lebih banyak belajar dari derita daripada tawa.

ACT OF DIVINE MANDATE

Dan inilah tandanya bagimu: Tetapi, apabila Roh Kudus sudah turun ke atas kalian, maka kalian akan menerima kuasa untuk menjadi saksi-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi.
*Kisah Para Rasul 1:8 (FAYH)*

Berbicara tentang Yerusalem, hampir tiap bulan kita mendengar nama ini muncul di media nasional dan internasional. Yerusalem yang memiliki arti ‘Kota Damai’ diberitakan seolah selalu banyak terjadi demo dan kerusuhan. Padahal sesungguhnya tidaklah demikian. Beberapa media memberitakan tayangan-tayangan khusus tentang demo dan kerusuhan di Yerusalem setiap hari. Hal ini membuat dan membentuk opini serta fokus para pemirsa terbawa arus dari tayangan-tayangan tersebut. Padahal ada banyak hal indah yang dapat kita nikmati dari Yerusalem. Ayat Firman TUHAN di atas juga berbicara tentang Yerusalem, namun dari sudut pandang yang berbeda. Kota Yerusalem menjadi tempat berkumpulnya para murid Yesus yang sedang menantikan ROH KUDUS turun ke atas mereka. Janji Firman TUHAN di atas yaitu para murid akan beroleh kuasa atau otoritas untuk menjadi saksi atau martir. Bermula dari Yerusalem, para murid membagikan kesaksian hidup mereka dalam otoritas ALLAH atas hidup mereka. Saat para murid membagikan kesaksian hidup mereka, inilah yang disebut sebagai ‘melakukan mandat Ilahi / Act of Divine Mandate yaitu melakukan amanat Agung TUHAN YESUS. Amanat Agung TUHAN YESUS seperti yang tertulis dalam Matius 28:19-20 menyatakan bahwa kita diperintahkan untuk pergi mencari jiwa yang terhilang dan belum mengenal TUHAN, lalu memuridkan dan membaptis mereka serta mengajarkan kepada mereka pengajaran yang sehat dan benar dari Firman TUHAN. Mandat Ilahi ini mendorong kita untuk pergi ke luar dari rumah dan gedung gereja menuju ke jiwa-jiwa yang membutuhkan belas kasihan TUHAN. Sudah terlalu sering kita mengajak orang untuk bergabung dengan kita untuk pergi ke gedung gereja di mana kita melayani dan beribadah. Mandat Ilahi mendorong kita untuk keluar dari zona nyaman kita dan bergerak dengan hati yang penuh belas kasihan akan jiwa-jiwa yang terhilang dan belum diselamatkan. Mari kita mulai lebih mengutamakan membangun generasi dan menyiapkan generasi mendatang dengan cara regenerasi daripada membangun gedung ibadah yang super indah. Dengan kata lain, fokus kita adalah membangun manusia bukan membangun gedung. Sebab membangun manusia dan gedung sebenarnya sama-sama tak ada batasnya, namun membangun manusia lebih berdampak daripada membangun gedung. Inilah Act of Divine Mandate.

*Values:*
Seorang Warga Kerajaan Allah adalah pribadi yang mau mengutamakan membangun manusia daripada membangun gedung.

*Membangun manusia masih jauh lebih penting daripada membangun gedung.*

Aku dengan Ayahku

~ By F.S. ~

Mengisi waktu luang di rumah, sambil liat foto2 jaman jadul (i.e. jaman dulu) dan merenungkan bagaimana hubungan aku dengan kedua orang tuaku terutama ayahku. Crita tentang masa kecilku dimana aku lahir dengan keadaan yg pas2an. Ayahku seorang sales door to door dan harus bekerja keras demi memenuhi kehidupan rumah tangganya. Masih teringat bagaimana dulu ayahku sering meninggalkan kami keluar kota dan hanya pulang malam minggu. Juga mendengar crita dari ibuku di mana aku lahir tanpa ditunggui ayahku karena beliau harus bekerja. Dimana aku selalu demam tinggi saat ayahku harus pergi keluar kota, sembuh jika ayahku kembali ke rumah dan untuk mencegah semuanya itu, sarung yang biasanya ayahku pakai waktu tidur harus di taruh dekat denganku, supaya aku bisa mencium aroma ayahku dan aku tidak demam lagi.

Masih teringat pada waktu aku kecil, ayahku sering mengajak aku ke rumah panti asuhan, dan ke tempat orang-orang yg kurang mampu. Awalnya aku bingung kenapa sih waktu aku kecil sering banget aku diajak ke tempat-tempat seperti itu?! Awalnya aku tidak mengerti tapi sekarang aku mengerti, ayahku menanam benih di dalam diriku bahwa jika kita nantinya berada di atas, kita harus tetap melihat ke bawah (supaya kita tidak sombong dgn harta yg dimiliki saat ini). Uang kita boleh banyak, rumah kita boleh besar, jabatan kita boleh tinggi, sekolah kita boleh tinggi, TAPI kita tetap harus memperhatikan orang yg dibawah kita, di sekitar kita, khususnya orang yg kurang mampu. Ayahku selalu bilang bahwa apa yg kita miliki hanya titipan dari Tuhan karena kelak Tuhan bisa mengambilnya kapan pun. Jadi bijaksanalah dalam menggunakan uang, karena apa yg saat ini kita miliki itu hanya anugerah!

Walaupun hubunganku dengan ayahku sangat dekat, tapi aku pernah salah paham dan mengecewakan ayahku. Waktu itu aku baru lulus SD. Aku mengira bahwa ayahku adalah seorang yg ditaktor yang tak ingin ditentang dan dicegah. Ayahku menyekolahkan aku di KOLOSE Santo Yusuf Malang dimana aku tak ingin bersekolah di sana karna aku belum terbiasa tinggal jauh dari orang tua. Apalagi aku tidak biasa dengan orang asing yang sama sekali aku tidak kenal bahkan tinggal di asrama. Disitulah awal dimana aku berontak dan mengecewakan kedua orang tuaku. Aku tidak belajar dengan sungguh-sungguh, bahkan aku sengaja berbuat onar supaya aku dipulangkan. Bayangkan saja diumurku yang masih kecil, dimana aku msh blom terbiasa dgn kehidupan luar dan juga dimana aku harus berkeringat dingin menghadapi guru fisika yg menakutkan (jika kita tidak bisa mengerjakan soal, para murid bukunya akan dibuang dan kemudian kami disuruh berdiri hingga pelajaran slesai dan bahkan dipukul). Tapi perbuatan yg aku lakukan hanya menimbulkan rasa malu dan menyakitkan bagi kedua orang tuaku.

Akhirnya, pada saat kenaikan kelas, aku harus mengulang kembali kelas 1 SMP. Dari situ aku sadar, bahwa ayahku bukanlah seorang yg ditaktor, tapi beliau hanya ingin memberikan pendidikan yg terbaik untuk aku. Ayahku tidak memarahiku, tapi beliau memberikan nasehat yang membuat aku tersadar dan memohon ampun padanya dengan membuktikan bahwa aku tidak akan mengulangi kesalahan yg dulu. Bahkan sekarang aku bersyukur ayahku menempatkan aku di asrama, sehingga pada umur yg masih kecil, aku sudah bisa melakukan sesuatu sendirian (seperti mencuci piring, baju, nyetrika, mencari guru les, bahkan beres2 rumah). Sehingga pada saat ayahku mengirim aku keluar negeri aku tidak takut dan bisa mengerjakannya sendirian.

Banyak yang aku pelajari hidup pisah dari orang tua. Layaknya burung rajawali kecil, aku harus berusaha untuk terbang sendiri tanpa didampingi ayahku. Tapi di sisi lain, ayahku sedang melihat aku jikalau nantinya aku dalam bahaya. Pengalaman ditipu 2x oleh orang Singapore mengajarkan aku bahwa didunia ini tidak semua manusia dapat dipercaya. Pertama aku kehilangan 2000 US dolar pd waktu aku pertama kali datang ke singapore. Yang kedua aku ditipu 3200 Singapore dolar. Sungguh aku tak percaya, karna perawakan mereka yang lembut dan sangat baik kepadaku, membuat aku berpikir bahwa mereka tidak mungkin melakukan hal seperti itu. Tapi pepatah yg mengatakan “don’t judge a book by the cover” itu benar. Tidak semua orang yg berhati lembut itu baik dan tidak semua org yg mukanya sangar itu jahat. Tapi pada saat aku dalam posisi sulit yg terlintas dalam pikiran aku, aku masih punya ayah. Aku ceritakan pada ayahku dan akhirnya ayahku menyelesaikannya untukku. Akhirnya kami yg awalnya harus diusir dari rumah kontrakan tidak jadi diusir, bahkan beberapa bulan kemudian kami diberi anugerah mendapatkan sebuah rumah. (iman seorg ayah terhadap Bapa di sorga)

Pengalaman lain yg aku alami bersama ayah…aku dapat menggunakan fasilitas-fasilitas yg ada. Contohnya: ayahku kenal dengan orang pemerintahan, bahkan orang-orang hebat. Sehingga pada saat aku pulang ke Indonesia, atau mau brangkat pulang ke Singapore, aku tidak perlu mengantri imigrasi. Sudah ada org yg menjemput aku di dalam bandara dan aku tidak perlu mengantri di bagian imigrasi 🙂

Pernah hampir 2 hari aku tidak ngobrol dengan ayahku atau at least ayahku tidak mendengarkan suaraku. Tiba-tiba handphoneku berdering, telpon dari mami. Aku tanya “kenapa mi”, mami cuma bilang “ini lho papimu nek dak denger suaramu kayak cacing kepanasan”. WOW! (bayangkan jika ayah di dunia seperti ini, apalagi BAPA di SORGA?!)

Then kami ngobrol2 bentar, papi tanya persiapan ke US gimana, dll. Sampai akhirnya aku harus ke US selama sebulan. Ayahku ga pernah jauh2 dari telfon, handphone selalu dibawa, dan bahkan aku dengar dari ibuku bahwa ayahku memakai gulingku.

Kami memang dekat, tapi ada satu yg aku “miss” bahwa aku tidak mengenal baik ayahku. Maksud tidak mengenal baik disini adalah, Aku tidak mengerti apa yg ayahku inginkan. Karena selama ini aku selalu menuntut ayahku untuk mengerti aku. Tapi sekarang aku mengerti, salah satu contohnya adalah ayahku tidak suka kalo kami anaknya jika disuruh mengerjakan sesuatu selalu bilang “Tidak bisa” kalo itu cuma mendengar kata dari orang lain. Ayahku maunya kami anaknya berkata “kami sudah berusaha tapi memang tetap tidak bisa” itu yg ayahku inginkan. Ayah mau kami berusaha dan mencoba walaupun ujung-ujungnya tidak bisa, jangan sampai kami menyesal karna kami tidak mencoba.

Pernah aku stress berat 2 tahun lalu, aku merasa takut kehilangan yg sangat luar biasanya pada saat aku mendapat telfon ayahku kecelakaan sepeda motor dan aku tidak bisa melihat keadaannya. Tapi Puji Tuhan, ayahku tidak kenapa-kenapa. Aku merasa lega setelah mendengarkan suaranya. Semenjak kejadian itu, aku sangat2 menghargai apa yg ada di depan mataku. Gak heran kalau banyak orang yg bilang aku mirip dengan ayahku.. karna aku memang dekat dengannya.

Aku bersyukur aku punya ayah seperti beliau, ayah tau yg terbaik untuk diriku, dia tak pernah memaksa tapi selalu mengarahkan! Aku ada saat ini, karena didikan ayahku. Dari kecil ayah telah memberikan benih yg benar dalam diriku. Aku akui, aku orang yg tidak percaya diri, bahkan ragu dengan diriku sendiri, demam panggung. Tapi ayah selalu berusaha untuk mendorong aku dan mengatakan bahwa aku bisa! jangan ragu! Selain itu, ayah selalu memberi tahuku bahwa kalau kamu mengerjakan dan melakukan sesuatu, bekerjalah dengan kesungguhan hati dan niat yg tulus. Jangan setengah-setengah alias total dalam pekerjaan! jangan bekerja karena ingin diliat orang, tapi bekerjalah untuk menyenangkan hati Tuhan.

Ayahku memang bukan ayah yg sempurna, karena beliau cuma manusia biasa. Terkadang beliau bisa melakukan kesalahan karena kesempurnaan itu hanya milik Tuhan. Tapi jika ditanya siapa pria yg sempurna dan hebat didunia, maka aku memilih ayahku! karena tidak ada seorang pun yg dapat menggantikan posisi ayah dalam hidupku.

Inti dari semua ini adalah, melekatlah terus pada Tuhan. Bangun hubungan yang intim dengan Bapa! Bila Bapa tinggal didalam diri kita, jgn heran apa yg kita kerjakan itu berbeda dari orang duniawi.

Jika kita sedang dalam masa2 sulit, atau berpikir bahwa kita sedang melakukan sesuatu tapi seperti semuanya sia-sia, ingat kita masih punya BAPA di sorga. Dan jikalau ayah di dunia saja hebatnya seperti itu, apalagi Bapa kita di sorga, hebatnya bisa berpuluh2 kali lipat 🙂

“Sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan (Kolose 2:3)”

“Jikalau kamu tinggal didalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yg kamu kehendaki dan kamu akan menerimanya (Yohanes 15:7)”

I love you, Daddy 🙂