Turning Point

~ By: Chandra Setiadji ~

Kisah ini dimulai ketika ku mendengar janji Tuhan di awal tahun:

Yesaya 40:31 – “tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Ironis sekali, apa yang ku alami pada bulan-bulan pertama di tahun yang baru ini, sungguh bertolak belakang dengan janji yang ku trima. Berikut adalah kisahku:

Aku adalah seoarang pria yang beranjak dewasa, seumur-umur, aku tidak pernah mengalami apa yang disebut gagal dalam bidang pendidikan. Dari sd-kuliah, tidak pernah ada hambatan. Teman-temanku, orang tuaku, bahkan aku sendiri menganggap diriku pintar. Tetapi kali ini, serasa Tuhan berbicara lain kepadaku. Kuliah s2 ku di luar negri diujung tanduk, saya terpaksa memperpanjang masa kuliahku lantaran topik researchku dianggap kurang matang oleh advisorku. O, betapa shock diriku, pertama dikarnakan kebanggaanku pada kepintaranku bakal hilang, kedua semasa kuliah s2 ini aku hanya mengandalkan uang beasiswa, jika terpaksa harus extend kuliah maka aku harus biaya sendiri dan biaya ini juga tidak murah. Kalaupun, orang tuaku mampu membiayai kuliahku, maka aku harus malu sekali lagi, karna sewajibnya pria seumurku sudah mandiri. Tapi inilah kenyataan yang harus kutrima, kuliah harus diperpanjang, dan mengandalkan kiriman dari orang tua.

Permasalahan yang ku hadapi, bukan bertambah kecil, tapi bertambah besar, karna aku juga tidak tahu pasti apakah dengan memperpanjang aku pasti bisa menyelesaikan thesisku (dikarenakan mencari ide tambahan itu susah sekali dan standard yang diminta tinggi). Saat itu hal2 yang masuk dipikiranku hanyalah semua yang negatif tentang hidup. “Misalnya kalau saya tidak lulus, saya tidak mau pulang, karna target saya mau kerja diluar negri mengharapkan gaji lebih besar daripada gaji karyawan di indo. Meskipun harus kerja kasar illegal diluar negri juga tidak apa-apa, asalkan bisa dapat lebih”, “Kalau seupama aku gagal kuliah, mungkin aku juga harus melepas pacarku, karna aku bakal malu ketemu ortu-nya”, pokoknya dipikiranku aku adalah orang gagal dan tidak punya masa depan cerah.

Namun, disaat kondisiku paling buruk, Tuhan mulai berbicara pelan-pelan padaku baik melalui khotbah digereja, ataupun buku-buku yang kubaca. Aku paling ingat akan khotbah yang dibawakan Pdt. Welyar Kauntu, penggubah lagu “Walau 1000 rebah”. Ia mengatakan, “Bahwa kunci perlindungan dan berkat Tuhan adalah Mazmur 91:14-15: Sungguh, hatinya melekat pada-Ku maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya sebab ia mengenal nama-Ku, dan bila ia berseru kepada-Ku Aku akan menjawab. Aku akan menyertai dia dalam kesesakan. Aku akan meluputkannya dan memuliakannya“. Sejak saat itu, aku decide untuk memperbanyak jam2 doaku, jam2 pujian penyembahanku, jam2 saat teduhku. Ajaib, ketika ku mulai lagi merasa goyah, satu persatu firman Tuhan yang tepat kluar bagiku dan menguatkanku, “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Mat 6:34), “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu<" (1Ptr 5:7), "Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah” (Mzm 55:22-23), etc. Saat itulah aku baru benar2 paham arti “PenyertaanMu sempurna, rancanganmu penuh DAMAI, AMAN, dan SEJAHTERA walau ditengah badai”, this is the moment I feel totally secure and can totally surrender to GOD.

Singkat cerita, akupun bisa menyelesaikan Thesis S2ku dengan hasil sidang lulus dgn revisi minor. Akan tetapi permasalahan kedua datang, aku masih belum mendapat pekerjaan. Resesi ekonomi tahun ini sungguh membuatku sulit untuk mendapat pekerjaan, Aku mencoba melamar-lamar pekerjaan ke berbagai tempat dengan berharap bisa stay dan bekerja dinegara. Tapi sekali lagi Tuhan membiarkanku menerima tolakan demi tolakan, smp sempat putus asa aku dan berkata “terserah Tuhan, yang penting kau besertaku, mau kemana juga ok”. Dan memang benar, saya harus kluar dari negri ini, tapi Tuhanku memang dahsyat, pertolonganNya tak pernah terlambat dan SEMUANYA PASTI INDAH PADA WAKTUNYA. Satu minggu sebelum aku kluar dari negri ini (karna visa sudah habis), saya mendapatkan pekerjaan di negara lain dengan mudah dan mendapatkan salary lebih dari yang aku harapkan. PLUS lagi, di negara tersebut ku menemukan satu kluarga Kristen, yang memiliki semangat luarr biassaa and make me feel at home. Every thing goes so smootthh..

Sejak saat itu, ku mulai lebih cinta lagi dalam memuji & menyembah Tuhan, saat teduh, dan mulai belajar menerapkan karakter Kristus dalam hidupku (walaupun masih maju mundur). Setiapku ada masalah ku tahu bahwa Allahku besertaku, dan dia yang akan menjawab smua permasalahanku, yang kuperlukan adalah berusaha sebaik mungkin.

Di negara yang baru ini, aku tertantang dengan satu firman Tuhan tentang perpuluhan lebih tepatnya tentang persembahan sulung. Persembahan yang satu ini cukup berat bagiku, mengingat kondisi kantongku saat itu tipis sekali (dalam arti cukup untuk bulan itu saja), dan kalau gaji pertamaku ku berikan smuanya , bulan depan aku harus makan apa, sedangkan uang sewa kostku aja saat itu harus bayar 2x (uang dp+uang sewa). Sudah cukup bagiku merepotkan orang tuaku. Tapi kali ini aku mau blajar taat, aku buat perjanjian dengan Tuhan, aku akan bayar 4x. Kukatakan Tuhan saya mencicil. Bulan pertama okay, walau ngepres tapi tidak pernah terlambat makan. Bulan kedua, TUhan berkata lain, aku harus memberikan 2.5x dari jumlah yang kuberikan dibulan pertama, kukatakan “okay sbab yang kupunya smua milikMu”. Akhirnya bulan ketiga, aku melunasi smuanya… Satu hal kenapa aku tertantang pada firman ini adalah diayat ini sajalah Tuhan berkata “Ujilah Aku”, karna itu aku mau mencoba ^_^. Saudara, memang FirmanNya adalah IYA DAN AMIN, jika sebelumnya saya kuatir akan status saya yang masih belum tetap, Tuhan menjawab beberapa hari lalu dengan menjadikanku pegawai tetap plus kenaikan gaji lebih dari yang kubayangkan. Sungguh tiada kata2 yang sanggup mengungkapkan kasih, setia, dan penyertaan Tuhan.

Akhir cerita, itulah perjalanan hidupku bersama Tuhan Jesus selama satu tahun. Suatu perjalanan yang mengubahku from ZERO to HERO. Satu Tahun dimana JANJI Tuhan tergenapi dalam hidupku.

Inti dari cerita ini adalah:

  • Ada saat dimana Tuhan akan mengijinkan kita dalam pencobaan yang menurutmu sudah tidak ada jalan kluar, semua terasa gelap,suram. Suatu keadaan dimana kita TIDAK BISA BERBUAT APA-APA, selain BERDOA dan MEMOHON. Tapi percayalah itulah saat dimana YANG TIDAK BISA APA-APA dibuat MENJADI LUAR BIASA oleh TUHAN dan menjadi LEBIH DARI PEMENANG (sebab bukan oleh usaha kita tapi TUHAN YANG BEKERJA BUAT KITA). This is the time we call TURNING POINT.
  • Keadaan dimana kita tidak bisa apa2 hanyalah cara Tuhan untuk mengatakan pada kita, bahwa segala kepintaran, kekayaan, masa depan yang kau rancangkan, apa yang kau punya, semua itu tidak ada artinya jika Tuhan tidak berkenanan. Sebab itu sering IA mengatakan dalam firmanNya, Ia membenci orang yang CONGKAK, tetepi mengasihi orang yang rendah hati. “Rendahkanlah dirimu dihadapan Tuhan, maka Ia akan meninggikan kamu” – Yakobus 4:9.
  • Proses dari Tuhan memang menyakitkan, tetapi ujung2nya MANTAP. Tak heran jika bny orang kristen mengatakan “IKUT TUHAN ITU, SEREM2 ENAK”.
  • Jadikanlah PENYEMBAHAN SEBAGAI GAYA HIDUP. Dimanapun kau berada, apapun yang kamu kerjakan/bicarakan, perbuatlah demi kemulianNYA. (stuju banget dengan kata2 tante Tammy malam ini)
  • Saat kamu memberi perpuluhan (yang wajib hukumnya), sebenarnya kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri (stuju banget denga kata2 pak Harry malam ini). Dan yang ini aku sudah mengujinya sendiri, bahwa:
  • Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. “(Mal 3:10).
    (tetapi sekali lagi seperti kata pak Harry, motivasi kita harus benar).
  • TERAKHIR: PERCAYALAH FIRMANNYA ADALAH PELITA KITA, FIRMANNYA ADALAH SATU-SATUNYA YANG MEMBUAT KITA KUAT. RESAPI, RENUNGI, LAKUKAN, DAN PERCAYALAH SELALU TUHANMU SELALU MEMBUAT SEGALA SESUATU INDAH PADA WAKTUNYA.

(Semoga dapat membangun dan menghibur saudara2ku yang mengalami hal2 yang sama seperti aku dulu).

Terkadang kita merasa
Tak ada jalan terbuka
Tak ada lagi waktu
Terlambat sudah

Tuhan tak pernah berdusta
Dia slalu pegang janjiNYA
Bagi orang percaya
Mukjizat nyata

Reff:
Dia Mengerti
Dia perduli
Persoalan yang sedang terjadi

Dia Mengerti
Dia perduli
Persoalan yang kita alami
Namun satu yang Dia minta
Agar kita PERCAYA sampai mukjizat
Menjadi nyata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *