BE STILL

Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Mazmur 46:10*

Tindakan paling sulit bukanlah bekerja, bukan beraktivitas, bukan berkomentar, bukan mengkritik, bukan menasihati, tetapi menurut saya tindakan tersulit adalah ketika kita diminta berdiam diri. Karena kita sebenarnya tidak pernah benar-benar bisa diam, bahkan saat tidur sekalipun, pikiran kita tetap berjalan, tetap aktif dan ini seringkali tercermin dalam bentuk mimpi. Saat kita terbangun pikiran kita lebih aktif lagi. Sepertinya selagi kita hidup kita tidak pernah bisa benar-benar diam. Itu sebabnya perintah Firman Tuhan “diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah”, bukanlah perintah yang gampang.Diam sebenarnya dimulai dari situasi hati yang percaya, dan memang banyak hal sebenarnya ada di luar kendali kita, itu sebabnya kita sering menjadi gelisah dan tidak tenang. Kalimat pada ayat di atas, berarti kalau kita bisa diam dan tenang, maka kita bisa melihat kuasa Allah. Tetapi kalimat ini juga bisa punya arti seandainya engkau tahu akan siapa Allahmu maka engkau akan tenang. Dalam kalimat “ketahuilah bahwa Akulah Allah” juga mengandung arti bahwa Allah siap menjadi pembela yang tiada tandingannya. Itu sebabnya adalah naif jika kita yang ingin membelah Allah. Karena justru Alllah yang membela kita dan bukan sebaliknya. Sebagai orang Kristen jika ada orang yang mengolok-olok keimanan kita atau mengolok-olok Tuhan Allah kita, kita tidak perlu membela-Nya, karena Allah yang kita percayai adalah Allah yang Maha Kuasa. Dalam tradisi, Perjanjian Lama kita mengenal hari Sabat. Diartikan hari istirahat, hari berdiam diri. Hari Sabat ini merepresentasikan hari ketujuh, di mana Allah beristirahat setelah hari keenam menciptakan alam semesta. Pada hari Sabat (dimulai Jumat malam sampai Sabtu sore) orang Yahudi dilarang bekerja, aktivitas yang diperbolehkan hanyalah menerima tamu, membaca Taurat dan mendiskusikannya serta bermazmur/melagukan Firman Allah. Jadi hari Sabat adalah hari berdiam diri dari aktivitas yang bersifat “keluar” dan mengkhususkan diri hanya untuk aktivitas yang bersifat “ke dalam”, yaitu mengucap syukur dan merenungkan kebesaran Allah melalui Firman-Nya. Diharapkan jika kita terbiasa punya hari berdiam diri atau waktu berdiam diri, waktu teduh, waktu perenungan tentang siapa “Allah” maka kita akan menjadi orang yang akan memahami keperkasaan dan pembelaan Allah, sehingga kita tidak perlu lagi mengalami kekhawatiran dan ketakutan. Sehingga kita benar-benar bisa “mengalami” Allah. Anda mau mengalaminya? Punyai waktu teduh, berdiam dirilah!

*Values:*
Setiap warga kerajaan harusnya dapat mengalami “rest in peace” dalam hidupnya.

*RIP (rest in peace) seharusnya dapat menjadi pengalaman yang biasa terjadi di dalam hidup Anda.*

ACT OF DIVINE MANDATE

Dan inilah tandanya bagimu: Tetapi, apabila Roh Kudus sudah turun ke atas kalian, maka kalian akan menerima kuasa untuk menjadi saksi-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi.
*Kisah Para Rasul 1:8 (FAYH)*

Berbicara tentang Yerusalem, hampir tiap bulan kita mendengar nama ini muncul di media nasional dan internasional. Yerusalem yang memiliki arti ‘Kota Damai’ diberitakan seolah selalu banyak terjadi demo dan kerusuhan. Padahal sesungguhnya tidaklah demikian. Beberapa media memberitakan tayangan-tayangan khusus tentang demo dan kerusuhan di Yerusalem setiap hari. Hal ini membuat dan membentuk opini serta fokus para pemirsa terbawa arus dari tayangan-tayangan tersebut. Padahal ada banyak hal indah yang dapat kita nikmati dari Yerusalem. Ayat Firman TUHAN di atas juga berbicara tentang Yerusalem, namun dari sudut pandang yang berbeda. Kota Yerusalem menjadi tempat berkumpulnya para murid Yesus yang sedang menantikan ROH KUDUS turun ke atas mereka. Janji Firman TUHAN di atas yaitu para murid akan beroleh kuasa atau otoritas untuk menjadi saksi atau martir. Bermula dari Yerusalem, para murid membagikan kesaksian hidup mereka dalam otoritas ALLAH atas hidup mereka. Saat para murid membagikan kesaksian hidup mereka, inilah yang disebut sebagai ‘melakukan mandat Ilahi / Act of Divine Mandate yaitu melakukan amanat Agung TUHAN YESUS. Amanat Agung TUHAN YESUS seperti yang tertulis dalam Matius 28:19-20 menyatakan bahwa kita diperintahkan untuk pergi mencari jiwa yang terhilang dan belum mengenal TUHAN, lalu memuridkan dan membaptis mereka serta mengajarkan kepada mereka pengajaran yang sehat dan benar dari Firman TUHAN. Mandat Ilahi ini mendorong kita untuk pergi ke luar dari rumah dan gedung gereja menuju ke jiwa-jiwa yang membutuhkan belas kasihan TUHAN. Sudah terlalu sering kita mengajak orang untuk bergabung dengan kita untuk pergi ke gedung gereja di mana kita melayani dan beribadah. Mandat Ilahi mendorong kita untuk keluar dari zona nyaman kita dan bergerak dengan hati yang penuh belas kasihan akan jiwa-jiwa yang terhilang dan belum diselamatkan. Mari kita mulai lebih mengutamakan membangun generasi dan menyiapkan generasi mendatang dengan cara regenerasi daripada membangun gedung ibadah yang super indah. Dengan kata lain, fokus kita adalah membangun manusia bukan membangun gedung. Sebab membangun manusia dan gedung sebenarnya sama-sama tak ada batasnya, namun membangun manusia lebih berdampak daripada membangun gedung. Inilah Act of Divine Mandate.

*Values:*
Seorang Warga Kerajaan Allah adalah pribadi yang mau mengutamakan membangun manusia daripada membangun gedung.

*Membangun manusia masih jauh lebih penting daripada membangun gedung.*